Jumat, 29 Mei 2015

TUGAS KESMEN

FENOMENA DEPRESI
Depresi 
Dalam keseharian pada umumnya fenomena depresi pada seorang individu adalah fenomena yang sering dijumpai. Biasanya yang paling kerap mengalami depresi adalah orang dewasa dan remaja, yang meliputi rasa sedih, lesu, tidak berminat pada aktivitas apapun meski menyenagkan, dan didalam kasus depresi remaja sendiri depresi tidak muncul sebagai kesedihan saja melainkan sebagai perasaan mudah terganggu, bosan, atau ketidakmampuan untuk mengalami rasa senang.  Situasi peyebab utama depresi adalah kegagalan di sekolah di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta. 
Depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut diluar kewajaran dan berkelanjutan sampai saat dimana kebanyaan orang sudah dapat pulih kembali (Atkinson dkk., 1992). Dan di dalam pedoman penggolongan & diagnosa gangguan jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) (1993) disebutkan bahwa gangguan utama depresi adalah adanya gangguan suasana perasaan, kehilangan minat, menurunya kegiatan, pesimisme menghadapi masa yang akan datang. Pada kasus depresi secara abnormal dapat diartikan sebagai ketidakmauan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi, dan putus asa (Chaplin, 1995).

Ciri-ciri umum depresi
Menurut Nevid dkk, (2003) ciri-ciri umum dari depresi adalah :

a.    Perubahan pada kondisi emosional
Perubahan pada kondisi mood (periode terus menerus dari perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram). Penuh dengan air mata atau menangis serta meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung), kegelisahan atau kehilangan kesadaran.

b.    Perubahan dalam motivasi
Perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk memulai (kegiatan) di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur. Menurunya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial. Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas yan menyenangkan. Menurunya minat pada seks serta gagal untuk berespon pada pujian atau reward.

c.    Perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik
Gejala-gejala motorik yang dominan dan penting dalam depresi adalah retardasi motor yakni tingkah laku motorik yang berkurang atau lambat, bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan dari biasanya. Perubahan dalam kebiasaan tidur (tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk tidur kembali). Perubahan dalam selera makan (makan terlalu banyak atau terlalu sedikit). Perubahan dalam berat badan (bertambah atau kehilangan berat badan). Beraktivitas kurang efektif atau energik dari pada biasanya, orang-orang yang menderita depresi sering duduk dengan sikap yang terkulai dan tatapan yang kosong tanpa ekspresi.

d.    Perubahan kognitif
Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih. Berpikir negatif mengenai diri sendiri da masa depan. Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan dimasa lalu. Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat. Berpikir kematian atau bunuh diri.

Faktor penyebab depresi
Pada umumnya penyebab depresi meliputi :

a.    Usia
Depresi mampu menjadi kronis apabila depresi muncul untuk pertama kalinya pada usia 60 tahun keatas. Berdasarkan hasil studi pasien lanjut usia yang mengalami depresi diikuti selama 6 tahun, kira-kira 80% tidak sembuh namun terus mangalami depresi atau mengalami depresi pasang surut.

b.    Status sosial ekonomi
Orang dengan taraf sosioekonomi yang lebih rendah memiliki resiko yang lebih rendah memiliki resiko yang lebih besar dibanding mereka dengan taraf yang lebih baik.

c.    Status pernikahan
Di dalam pernikahan bagi pasangan suami istri yang gagal membina hubungan pernikahan atau ditinggalkan pasangan karena meninggal, akan memicu terjadinya depresi.

d.    Perbedaan gender
Depresi  pada perempuan dewasa dan remaja perempuan lebih mungkin terkena depresi dibandinkan laki-laki (Birmaher et al.,1996; Brent & Birmaher, 2002; Cicchetti & Toth, 1998; Ge, Conger, dan Elder, 2001; Stice et al., 2001). Perbedaan gender ini mungkin berkaitan dengan perubahan biologis terkait pubertas atau dengan cara anak perempuan disosialisasikan (Birmaher et al., 1996) dan kerentanan mereka yang lebih besar untuk mengalami stres dalam hubungan sosial (Ge et al., 2001; USDHHS, 1999b).

Penanggulangan depresi
Depresi dapat ditekan dan ditanggulangi menggunakan terapi perilaku kognitif dan mengkonsumsi SSRI atau kepanjangan dari Selective Serotonin Reuptake Inhibitors, tipe obat antidepresan. Penggunaan SSRI pada tahun 1990-an merupakan pengobatan yang paling umum bagi kaum remaja (NCHS, 2004). Terapi perilaku kognitif juga memiliki dampak yang efektif, di dalam jenis terapi ini biasanya pasien belajar memilih aktivitas yang menyenagkan, meningkatkan keterampilan sosial, dan memodifikasi cara berpikir yang merendahkan diri sendiri yang dapat menyebabkan depresi (Brent & Birmaher, 2002).

Daftar pustaka :
Riyanti Dwi, B.P., Prabowo Hendo. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta : Gunadarma
Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2009). Human Development 10th ed. Jakarta : Salemba Humanika
Http://digilib.unomus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-yanuarhida-5482-3-babii.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar